Jumat, 02 Juli 2010

KEAMANAN BRANKAS DENGAN PASWOARD

TUNGGU DARI KAMI

ALAT KEAMANAN KEBAKARAN

1.1. PENDAHULUAN
Sistem keamanan yang sederhana pada bangunan baik gedung ataupun rumah sederhana sekalipun akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Karena tingkat kewaspadaan manusia yang tinggi sekalipun belum mampu menjaga keamanan 100%. Sistem keamanan melibatkan berbagai aspek, salah satunya adalah bahaya kebakaran. Sumber terjadinya kebakaran ialah api yang bisa saja berasal dari puntung rokok, percikan bara dari perapian yang jatuh ke karpet maupun dari peralatan listrik rumah tangga. Terjadinya kebakaran ini acapkali sangat sulit terdeteksi sejak dini, kebanyakan manusia mengetahui kebakaran setelah api menjadi besar dan sulit dipadamkan. Sistem dikatakan baik untuk mendeteksi kebakaran jika ada sensor yang mampu mendeteksi kebakaran sejak ini. Kebakaran biasanya ditandai dengan adanya perubahan suhu yang melebihi suhu normal dan terdapat kepulan asap.
Pada pemadam kebakaran ini, digunakan dua sensor yaitu sensor asap dan sensor suhu. Sistem akan bekerja ketika terdapat suhu dan asap, hal ini untuk menghindari adanya kesalahan yang diakibatkan kenaikan suhu akibat sinar matahari ataupun kepulan asap akibat rokok. Pada alat ini terdapat dua keluaran, yaitu suara sirine dan pompa air yang secara otomatis aktif atau non aktif. Selain itu, kelebihan alat ini adalah adanya tampilan suhu yang linear : LM35 dan batas suhu normal yang bisa diatur dengan key pad. Hal ini bisa memudahkan kaliberasi alat, misalnya alat dipasang pada ruangan yang dingin atau ber-AC maka batas suhu normal bias diperkecil dan jika alat dipasang pada ruangan panas makan batas suhu normal bisa diperkecil.
1.2. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Pada sistem perangkat keras (hardware) untuk sistem keamanan kebakaran ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian sistem kontrol, bagian sistem sensor, dan bagian sistem penampil (display). Masing-masing bagian sistem tersebut terdapat beberapa komponen pendukung dimana komponen pendukung tersebut mempunyai fungsi menurut bagiannya sendiri-sendiri.
Gambar 1.1. Diagram Blok sistem keamanan kebakaran.

Sistem dimulai dari pendeteksi suhu dan pendeteksi asap, dimana pada satu ruangan dipasang pendeteksi suhu dan pendeteksi asap. Sistem akan bekerja saat suhu ruangan lebih dari batas yang telah ditetapkan dan terdapat asap pada ruangan tersebut.
Saat terdapat asap tebal dalam ruangan maka keluaran rangkaian pendeteksi asap yang terhubung dengan komparator akan berlogika 0, sebaliknya jika tidak terdapat asap tebal dalam ruangan maka nilai keluaran rangkaian pendeteksi asap yang terhubung dengan komparator akan berlogika 1. keluaran ini akan masuk ke mikrokontroler.
Mikrokontroler akan menghidupkan alarm dan pompa air hanya jika terdapat asap tebal dan suhu ruangan melampaui batas yang telah ditetapkan, hal ini untuk menghindari kesalahan alarm yang dikarenakan asap rokok maupun kenaikan suhu yang disebabkan sinar matahari. Jika kedua kondisi terpenuhi maka mikrokontroler akan menghidupkan alarm, dan pompa air.
Sehingga mikrokontroler dalam sistem pemadam kebakaran ini merupakan system pengolah data utama dimana semua operasi aritmatika dan operasi logika. Untuk keperluan pengukuran dan pengendalian secara lengkap ditangani oleh software sehingga dapat menghemat rangkaian kendali yang bersifat hardware.
Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem pemadam kebakaran. Rangkaian sistem pemadam kebakaran ditunjukan pada gambar 13.2. Port P2 mikrokontroller terhubung pada port data ADC, sedangkan pin CS, RD, WR, dan INT terhubung port P0.4, P0.5, P0.6 dan P0.7 pada port mikrokontroller. Pin data LCD D4, D5, D6, dan D7 terhubung pada port P1.4, P1.5, P1.6, dan P1.7 mikrokontroller, sedangkan untuk pin RS dan EN pada pin LCD terhubung port P1.0 dan P1.1.
Alarm tanda kebakaran dan pompa air terhubung pada pin P3.2 dan P3.3. Sensor suhu yang berupa LM35 terhubung dengan input ADC, sedangkan sensor asap terhubung dengan komparator. Komparatoe ini akan membandingkan tegangan yang dikeluarkan sensor asap dengan setting pada komparator. Pin keluaran dari komparator akan terhubung pada pin P3.2
Gambar 1.2. Rangkaian sistem keamanan kebakaran.

13.3. PEMROGRAMAN SISTEM KEAMANAN KEBAKARAN
Setelah rangkaian sistem keamanan kebakaran, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan sistem keamanan kebakaran tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart program sistem keamanan kebakaran

FREKUENSI METER DIGITAL

1.1. RANGKAIAN FREKUENSI METER
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan perangkat elektronik dari alat sistem frekuensi meter digital seperti ditunjukan pada gambar 14.1 berikut.

Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras

Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem frekuensi meter digital. Rangkaian sistem frekuensi meter digital ditunjukan pada gambar 12.1. Pada rangkaian tersebut port 1 digunakan untuk menampilkan data pada LCD 20x4 yaitu port P1.4,P1.5, P1.6, dan P1.7 sedangkan pada port P1.0 dan P1.1 digunakan untuk mengaktifkan port enable dan RS di LCD dari AT89S51 . Port 3.4 digunakan sebagai masukan counter/ timer yang dihubungkan ke input dari frekuensi yang di tangkap. Rangkaian minimum untuk sistem frekuensi meter digital ditunjukan pada gambar1.2. Gambar 1.2. Hasil pemasangan komponen rangkaian frekuensi meter

1.2. PEMROGRAMAN FREKUENSI METER
Setelah rangkaian frekuensi meter, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan speaker tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart frekuensi meter

Jumat, 25 Juni 2010

KENDALI INTENSITAS LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLLER

TUNGGU YA

PERANCANGAN SISTEM PENSINYALAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

PENGAMAN KOPER DENGAN INFORMASI GPS VIA GSM

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

JAM PENUNJUK WAKTU SHOLAT

ARGOMETER DIGITAL

1.1. PENDAHULUAN
Tarif angkutan umum merupakan ketentuan yang mutlak diketahui oleh pengusaha angkutan dan para pengguna angkutan umum tersebut agar tidak merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu ditentukan suatu nilai sebagai standar tarif angkutan umum. Nilai tarif angkutan umum pada dasarnya dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh (tiap kilometer) oleh angkutan umum tersebut.
Penghitungan tarif angkutan umum dilakukan dalam berbagai metode diantaranya secara manual, dengan mesin penghitung dan tarif dihitung berdasarkan pengguna jasa (umum/pelajar) sehingga tidak memperhitungkan jarak tempuh angkutan umum. Penghitung tarif angkutan umum yang diajukan penulis merupakan mesin penghitung tarif angkutan dengan tampilan digital yang dikendalikan dengan mikrokontroler. Dengan berkembangnya sistem operasi mikrokontroler, maka banyak aplikasi sistem mikrokontroler diberbagai bidang, terutam di bidang kendali. Dibandingkan dengan kendali analog, kendali menggunakan mikrokontroler memberikan keuntungan, diantaranya dalam hal penekanan biaya pembuatan alat dan pengendalian alat.
Mesin penghitung ini menggunakan tiket yang diberikan kepada pengguna jasa angkutan saat naik angkutan yang berfungsi sebagai tanda mulai penghitungan yang dilakukan pada setiap 1 Km dan saat pangguna jasa angkutan turun mesin ini akan menampilkan jarak yang ditempuh dan jumlah tarif yang harus dibayar.

1.2. RANGKAIAN ARGOMETER
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan perangkat elektronik dari alat penghitung tarif angkutan umum seperti ditunjukan pada gambar 15.1 berikut.

Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras

Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem penghitung tarif angkutan umum. Rangkaian sistem penghitung tarif angkutan umum ditunjukan pada gambar 1.2. Pada rangkaian tersebut port 1 digunakan untuk menampilkan data pada LCD 20x4 yaitu port P1.4,P1.5, P1.6, dan P1.7 sedangkan pada port P1.0 dan P1.1 digunakan untuk mengaktifkan port enable dan RS di LCD dari AT89S51 . Port 3.4 digunakan sebagai masukan counter/ timer yang dihubungkan ke keluaran penerima infra merah yang terhubung dengan roda untuk membaca nilai putaran dari roda. Port 3.4 dihubungkan dengan tombol untuk menjalankan argometer saat terdapat penumpang. Gambar 1.2. Rangkaian sistem penghitung tarif angkutan umum.

1.3. PEMROGRAMAN PENGHITUNG TARIF ANGKUTAN UMUM
Setelah rangkaian sistem penghitung tarif angkutan umum, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan sistem penghitung tarif angkutan umum tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart program penghitung tarif angkutan umum.

SISTEM HIDROPONIK

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

ALAT MEMBERI MAKAN IKAN

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

PENGENDALI PINTU AIR

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

SISTEM KEAMANAN RUMAH DENGAN CALL(TELEPON)

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

KWH METER DIGITAL DENGAN TAMPILAN RUPIAH

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

TELEMETRI PENGUKURAN CURAH HUJAN

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

PENGUKUR CURAH HUJAN DIGITAL

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

SISTEM AKUSISI DATA SUHU

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

JAM DIGITAL BERSUARA UNTUK ORANG BUTA

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

ALAT BAHAN AJAR AKSARA JAWA

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

PENGUKUR DETAK JANTUNG BERSUARA

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

TERMOMETER SUHU BERSUARA

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

SINKRONISASI JAM DIGITAL

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

SISTEM KEMANAN BAHAYA KEBAKARAN 8 RUANG

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

PAPAN SKOR JARAK JAUH

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

KORDEN OTOMATIS

1.1. PENDAHULUAN
Sistem kendali secara otomatis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini berkembangan dengan pesat. Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang berkembang menuju lebih baik. Hal ini dapat dilihat jangkauan aplikasinya mulai dari rumah tangga hingga peralatan yang canggih.
Korden merupakan tirai yang digunakan untuk menutup sebuah jendela pada malam hari. Membuka dan menutup korden adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan didalam kehidupan rumah tangga, dan biasa kita sering lupa menutup tirai pada malam hari saat kita tinggal berpergian dari pagi hingga malam, Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sistem kontrol otomatis untuk membuka dan menutup tirai/ korden, dengan cara membuat sistem korden otomatis. Sisrem kendali otomatis korden bekerja saat pada pagi hari dan sore hari. Pada pagi hari, korden akan membuka, sedangkan pada malam hari korden akan menutup

1.2. RANGKAIAN ALAT PENGENDALI KORDEN
Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan perangkat elektronik dari alat pengendali korden seperti ditunjukan pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras

Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem alat pengendali korden. Rangkaian sistem alat pengendali korden ditunjukan pada gambar 1.2. Pada rangkaian tersebut port 1 digunakan untuk menampilkan data pada LCD 16x4 yaitu port P1.4,P1.5, P1.6, dan P1.7 sedangkan pada port P1.0 dan P1.1 digunakan untuk mengaktifkan port enable dan RS di LCD dari AT89S51 .
Port 3.4 digunakan sebagai masukan counter/ timer yang dihubungkan ke.komparator sensor cahaya. Fungsi dari komparator adalah untuk mengubah tegangan analog menjadi logika digital. Komparator ini akan membandingkan tegangan dari sensor cahaya dengan setting point menggunakan potensiometer.
Port 3.7 dan port P3.6 dihubungkan dengan driver motor untuk menggerakkan korden. Driver motor yang di gunakan merupakan driver motor dengan daya yang rendah, karena motor yang menarik korden mengkonsumsi daya rendah. Driver yang digunakan menggunakan Ic driver LM293.
Gambar 1.2. Rangkaian sistem alat pengendali korden.

1.3. PEMROGRAMAN PENGENDALI KORDENSetelah rangkaian sistem alat pengendali korden, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan sistem alat pengendali korden tersebut.
Flowchart
Gambar 1.3. Flowchart sistem alat pengendali korden.
tag : gorden AT89S51, gorden mikrokontroler, gorden otomatis, korden otomatis

LAMPU PINTAR

BELUM AKU MASUKAN. SABAR YA

SISTEM JEMURAN OTOMATIS

1.1. PENDAHULUAN
Sistem kendali secara otomatis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini berkembangan dengan pesat. Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang berkembang menuju lebih baik. Hal ini dapat dilihat jangkauan aplikasinya mulai dari rumah tangga hingga peralatan yang canggih.
Menjemur pakaian adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan didalam kehidupan rumah tangga, dan biasa kita lihat menjemur pakaian sering kita tinggal berpergian, sehingga kita tidak sempat lagi untuk mengangkat jemuran pada waktu akan turun hujan ataupun hari sudah malam. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sistem kontrol otomatis, dengan cara membuat sistem jemuran otomatis. Sitem jemuran otomatis akan bekerja saat hujan dan mendeung yang sangat tebal. Pada saat mendung yang sangat tebal atau terjadi hujan maka jemuran akan segera masuk kedalam.

1.2. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Pada sistem perangkat keras (hardware) untuk sistem jemuran otomatis ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian sistem kontrol, bagian sistem sensor, dan bagian sistem penampil (display). Berdasarkan analisis kebutuhan diatas dapat dibuat blok diagram perancangan perangkat elektronik dari alat pengendali sistem jemuran otomatis seperti ditunjukan pada gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1. Blok diagram perancangan perangkat keras

Berdasarkan blok diagram diatas, Anda dapat membuat rangkaian sistem jemuran otomatis. Rangkaian sistem jemuran otomatis ditunjukan pada gambar 17.2. Pada rangkaian tersebut sensor air atau sensor hujan dihubungkan ke ADC0804. Port data ADC0804 di hubungkan dengan kaki port P2 mikrokontroller. Port CS,RD,WR, dan INT pada port ADC0804 akan dihubungkan dengan port P0.4, P.05, P0.6, dan P0.7 pada port miktokontroller.
Sensor cahaya dengan LDR dihubungkan dengan komparator. Komparator berfungsi sebagai pembanding tegangan yang di keluarkan oleh LDR dengan setting tegangan komparator. Tegangan keluaran komparator akan berupa tegangan logika digital. Tegangan keluaran dari komparator akan masuk ke mikrokontroller pada port P1.0. Saklar deteksi jemuran masuk dan keluar dihubungkan dengan port P1.1 dan P1.2 pada mikrokontroller. Driver motor untuk mengerakan motor jemuran di hubungkan ke port P3.1 dan P3.2 pada mikrokontroller
Gambar 1.2. Rangkaian sistem jemuran otomatis.

17.3. PEMROGRAMAN PENGENDALI JEMURAN OTOMATIS
Setelah rangkaian sistem jemuran otomatis, maka sekarang saatnya Anda membuat program yang digunakan untuk menghidupkan sistem jemuran otomatis tersebut.
Flowchart


Gambar 1.3. Flowchart sistem jemuran otomatis.
tag : jemuran otomatis, mikrokontroler